Senin, 27 April 2015

al Ajurumiyyah : Pelajaran – 20

Pelajaran Kedua Puluh : Alamat Ketiga dari Alamat Khafadh atau Jar

MATAN:

 قال المؤلف – رحمه الله:

“وَأَمَّا الْفَتْحَةُ فَتَكُونُ عَلاَمَة لِلْخفضِ في الاسمِ الذِي لا يَنْصَرِفُ.”

Berkata penulis rahimahullah: “Adapun Fathah, maka ia menjadi alamat bagi Khafadh pada Isim yang tidak menerima Tanwin.”
?PENJELASAN:

Alamat ketiga dari alamat Khafadh suatu kalimat adalah Fathah. Fathah, ia menjadi alamat bagi Khafadh hanya pada satu tempat saja, yaitu pada Isim yang tidak menerima Tanwin.

Yang dimaksud dengan Isim yang tidak menerima Tanwin adalah dia tidak bisa menerima tanda Tanwin maupun Kasrah.

Contohnya:

    أَحْمَدُ
    زَيْنَبُ
    حَمْزَةُ
    خَدِيْجَةُ
    إِبْرَاهِيْمُ
    إِسْمَاعِيْلُ

Kalian perhatikan 6 Isim diatas!

Kalian dapatkan keenam Isim tersebut tidak menerima Tanwin. Jika kalian mendapatkan Isim yang tidak menerima Tanwin, maka jika dia dimasuki Huruf Khafadh atau Jar, maka tanda Jar-nya bukan dengan Kasrah, tetapi dengan Fathah.

Contoh:

سَلَّمْتُ عَلَى أَحْمَدَ.

“Aku memberi salam kepada Ahmad.”

هَذَا الْكِتَابُ لِزَيْنَبَ وَذَاكَ الْكِتَابُ لِحَمْزَةَ.

“Kitab ini milik Zainab.”

اشْتَرَيْتُ هَذِهِ السَّيَارَةَ مِنْ إِبْرَاهِيْمَ.

“Aku membeli mobil ini dari Ibrahim.”

جَلَسَ مُحَمَّدٌ أَمَامَ إِسْمَاعِيْلَ.

“Muhamad duduk didepan Ismail.”

Perhatikanlah empat contoh diatas!

Pada empat Jumlah diatas, kalian mendapatkan kalimat (أَحْمَدَ), (زَيْنَبَ), (حَمْزَةَ), (إِبْرَاهِيْمَ) dan (إِسْمَاعِيْلَ) semua dalam keadaan Majrur, hal ini disebabkan karena adanya huruf Khafadh atau Jar yang masuk padanya. Apabila ada huruf Khafadh atau Jar masuk pada suatu Isim, maka mengharuskan ia menjadi Majrur atau Makhfudh, sedangkan alamat Jar dari kelima Isim diatas adalah Fathah, karena kelima Isim tersebut termasuk dalam katagori Isim yang tidak bisa menerima Tanwin.

Kesimpulan:

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa jika kalian mendapatkan Isim yang tidak bisa menerima Tanwin maka tanda Jar-nya dengan Fathah, adapun Isim yang dapat menerima Tanwin maka tanda Jar-nya dengan Kasrah.

    Isim yang menerima Tanwin:
        بَكْرٌ – لِبَكْرٍ.
        عَلِيٌّ – مِنْ عَلِيٍّ.

    Isim yang tidak menerima Tanwin:
        عُمَرُ – لِعُمَرَ
        عُثْمَانُ – مِنْ عُثْمَانَ.

Huruf Khafadh atau Jar yang masuk pada empat  Jumlah diatas ada dua; (لِ) dan (مِنْ)

Dengan ini usailah kita dari pembahasan alamat Khafadh atau Jar suatu Isim atau kalimat. In syaa Allah kita akan memasuki Jenis keempat dari Jenis-jenis I’rab, yaitu Jazem.

Jadi, apa yang dituntut dari kita pada pelajaran hari ini?

Kita dituntut oleh penulis kitab ini untuk menghafal dan mengenal alamat-alamat I’rab, yaitu apakah alamat I’rab suatu kalimat ketika Makhfudh/ di Khafadh?

Adapun kita mengetahui kapan kalimat itu Majrur (di Jar) maka hal ini akan dibahas pada babnya tersendiri. Yang terpenting bagi kita sementara ini adalah mengenal tanda-tanda I’rabnya terlebih dahulu dan jangan kalian terpusingkan dengan sesuatu yang belum datang penjelasannya!

Bersabarlah, karena kemampuanmu akan berkembang sedikit demi sedikit jika kalian dapat menghafal dan memahami apa yang disebutkan oleh penulis rahimahullah. Teruslah mengulang-ulang pelajaran yang telah lewat jika kalian ingin berhasil memahami ilmu Nahwu dan bisa membaca kitab tanpa berharakat dengan ijin Allah Ta’ala.

Demikianlah pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan -in syaa Allah- pada pertemuan yang akan datang. Semoga Allah memberikan kepada kalian semua terus semangat dalam belajar dan menganugerahkan kepada kalian pemahaman dalam mempelajari Ilmu Nahwu. Barakallahu fikum.

Waffaqallahul jami’ li kulli khoirin.
-ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 28 Dzul Qa’dah 1435/ 23 September 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah.