Sabtu, 25 April 2015

al Ajurumiyyah : Pelajaran – 18 (REVISI)

Pelajaran Kedelapanbelas : Bab Alamat Khafadh atau Jar Suatu Kalimat
“قال المؤلف – رحمه الله: “وَلِلْخَفْضِ ثَلاَثُ عَلاَمَاتٍ: الْكَسْرَةُ، وَالْيَاءُ، وَالْفَتْحَة.

Berkata penulis rahimahullah :

“Khafadh memiliki tiga alamat; Kasrah, Ya dan Fathah.”
?Penjelasan:

Pada pembahasan yang telah lalu, kita telah mempelajari dua jenis I’rab, yaitu Rafa’ dan Nashab, dan telah berlalu pula pembahasan masing-masing alamatnya. Sekarang kita memasuki jenis ketiga dari macam-macam I’rab, yaitu Khafadh. Diterangkan oleh penulis kitab ini, bahwa Khafadh memiliki tiga alamat.
Matan :
“قال المؤلف – رحمه الله: فأَمَّا الْكَسْرَةُ فَتَكُونُ عَلاَمَةً لِلْخَفْضِ في ثَلاَثَةِ مَوَاضِعَ: في الاسْمِ الْمُفْرَدِ الْمُنْصَرِفِ، وَجَمْعِ التَّكْسِيرِ المُنْصَرِفِ, وَجَمْعِ المُؤَنْثِ السَّالِم.”

Berkata penulis rahimahullah:

Adapun Kasrah, maka ia menjadi alamat bagi Khafadh pada tiga tempat;

    Isim Mufrad yang menerima Tanwin.
    Jamak Taksir yang menerima Tanwin.
    Jamak Muannats Salim.

?Penjelasan:

Alamat pertama adalah Kasrah. Harakat Kasrah, ia menjadi alamat bagi Khafadh pada tiga tempat :

1. Isim Mufrad yang menerima Tanwin.

Telah lewat definisi dari Isim Mufrad. Isim Mufrad yang menerima tanwin apabila dalam keadaan Majrur (di Jar) maka tanda Jar-nya adalah dengan Kasrah.

Contoh:

سَلَّمْتُ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Aku memberi salam kepada Muhamad.”

صَعَدَ خَالِدٌ إِلَى السَّقْفِ

“Khalid naik ke atap rumah”

خَرَجَ عَلِيٌّ مِنَ الْمَسْجِدِ

“Ali keluar dari rumah.”

Perhatikanlah tiga contoh diatas!

Pada tiga Jumlah diatas, kalian mendapatkan kalimat (مُحَمَّدٍ), (السَّقْفِ) dan (الْمَسْجِدِ) semua dalam keadaan berharakat Kasrah, hal ini disebabkan adanya huruf Khafadh atau Jar yang masuk padanya. Apabila ada huruf Khafadh atau Jar masuk pada suatu Isim, maka mengharuskan Isim tersebut menjadi Majrur atau Makhfudh. Ketiga kalimat diatas semuanya Majrur dengan Kasrah, karena ketiganya adalah Isim Mufrad yang bisa menerima Tanwin.

2. Jamak Taksir yang menerima Tanwin.

Telah lewat definisi dari Jamak Taksir. Jamak Taksir yang menerima tanwin apabila dalam keadaan Majrur (di Jar) maka tanda Jar-nya dengan Kasrah.

Contoh:

سَلَّمْتُ عَلَى الطُّلَّابِ

“Aku memberi salam kepada para siswa.”

اسْتَفَدَ الْمُدَرِّسُ مِنْ هَذِهِ الْكُتُبِ

“Pak guru mengambil faedah dari buku-buku ini.”

اشْتَرَى أَبِي هَذِهِ السِّلَعَ مِنَ التُّجَّارِ

“Ayahku membeli barang-barang dagangan ini dari para pedagang itu.”

Perhatikanlah tiga contoh diatas!

Pada tiga Jumlah diatas, kalian mendapatkan kalimat (الطُّلَّابِ), (الْكُتُبِ) dan (التُّجَّارِ) semua dalam keadaan berharakat Kasrah, hal ini disebabkan adanya huruf Khafadh atau Jar yang masuk padanya. Ketiga kalimat diatas semuanya Majrur dengan kasrah, karena ketiganya adalah Jamak Taksir yang bisa menerima Tanwin.

3. Jamak Muannats Salim.

Telah lewat pula definisi dari Jamak Muannats Salim. Jamak Muannats Salim apabila dalam keadaan Majrur (di Jar) maka tanda Jar-nya dengan Kasrah.

Contoh:

سَلَّمَتْ زَيْنَبُ عَلَى الطَّالِبَاتِ

“Zainab memberi salam kepada para siswi.”

ذَهَبَتْ فَاطِمَةُ إِلَى الْمُدَرِّسَاتِ

“Fathimah pergi (menemui) para ibu guru.”

هَذِهِ الْكُتُبُ لِلْمُسْلِمَاتِ

“Kitab-kitab ini milik para muslimah itu.”

Perhatikanlah tiga contoh diatas!

Pada tiga Jumlah diatas, kalian mendapatkan kalimat (الطَّالِبَاتِ), (الْمُدَرِّسَاتِ) dan (الْمُسْلِمَاتِ) semua dalam keadaan berharakat Kasrah, hal ini disebabkan adanya huruf Khafadh atau Jar yang masuk padanya. Ketiga kalimat diatas semuanya Majrur dengan kasrah, karena ketiganya adalah Jamak Muannats Salim.

4 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas kita simpulkan bahwa Isim Mufrad yang menerima Tanwin, Jamak Taksir yang menerima Tanwin dan juga Jamak Muannats Salim, semuanya apabila dalam keadaan Majrur, maka tanda Jar-nya adalah dengan Kasrah.

?Perhatian:

    Jar dan Khafadh adalah bermakna satu.
    Jumlah dalam bahasa Indonesia bermakna kalimat.
    Kalimat dalam bahasa Indonesia bermakna kata.
    Isim Mufrad atau Jamak Taksir yang menerima Tanwin artinya disana ada Isim Mufrad dan Jamak Taksir yang tidak bisa menerima Tanwin. Apabila kalian dapatkan Isim Mufrad atau Jamak Taksir tidak bisa menerima Tanwin, maka tanda Khafadh atau Jar-nya bukan dengan Kasrah. Akan datang in Syaa Allah pembahasannya tersendiri.
    Istilah-istilah Nahwu sengaja kami buat huruf awalnya dengan huruf besar.

Jadi, apa yang dituntut dari kita pada pelajaran hari ini?

Kita dituntut oleh penulis kitab ini untuk menghafal dan mengenal alamat-alamat I’rab, yaitu apakah alamat I’rab suatu kalimat ketika di Khafadh?

Adapun kita mengetahui kapan kalimat itu Majrur (di Jar) maka hal ini akan dibahas pada babnya tersendiri. Yang erpenting bagi kita sementara ini adalah mengenal tanda-tanda I’rabnya terlebih dahulu dan jangan kalian terpusingkan dengan sesuatu yang belum datang penjelasannya!
Demikianlah pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan alamat kedua dari alamat Khafadh pada pertemuan yang akan datang in syaa Allah.

Semoga Allah memberikan kepada kalian semua terus semangat dalam belajar dan menganugerahkan kepada kalian pemahaman dalam mempelajari Ilmu Nahwu. Barakallahu fikum.
Waffaqallahul jami’ li kulli khoirin.
?ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy, 13 Dzul Qa’dah 1435/ 8 September 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah.