Minggu, 19 April 2015

al Ajurumiyyah : Pelajaran – 11

Pelajaran Kesebelas

قال المؤلف – رحمه الله: “وأمَّا النُونُ فَتكُونُ عَلاَمَة للرَّفع في الفِعْلِ المُضَارع، إذا اتصَلَ بِهِ ضمِير تَثْنِيةٍ، أوْ ضَمِيرُ جَمْعٍ، أوْ ضَمِيرُ المُؤنَّثَةِ الْمُخَاطَبَةِ

Berkata Penulis_rahimahullah Ta’ala:

“Adapun Nun menjadi alamat Rafa’ pada Fi’il Mudhari’, apabila dia (Fi’il Mudhari’ tersebut) bersambung padanya Dhamir Tatsniyah atau Dhamir Jamak atau Dhamir Ya Mukhathabah”
?Penjelasan:

Ini adalah alamat keempat dari alamat-alamat Rafa, yaitu Nun.Kalimat apa yang tanda Rafa’nya dengan Nun?

Dikatakan oleh penulis bahwa “Nun” menjadi tanda atau alamat Rafa’ hanya pada satu tempat saja, yaitu Fi’il Mudhari’, namun dengan syarat apabila Fi’il Mudhari’ tersebut bersambung padanya Dhamir Tatsniyah atau Dhamir Jamak atau Dhamir Ya Mukhathabah.

CATATAN:

Fi’il Mudhari’ tersebut diistilahkan oleh Ahli Ilmu Nahwu dengan nama “Al Af’al Al Khamsah”. Jika kalian mendapatkan istilah ini, maka ketahuilah bahwa dia adalah Fi’il Mudhari’ yang bersambung padanya Dhamir Tatsniyah atau Dhamir Jamak atau Dhamir Ya Mukhathabah.

Al Af’al Al Khamsah adalah Fi’il Mudhari’ yang mengikuti Wazan (pola pembentukan) Fi’il  sebagai berikut:

    يَفْعَلَانِ
    تَفْعَلَانِ
    يَفْعَلُوْنَ
    تَفْعَلُوْنَ
    تَفْعَلِيْنَ

Apabila kalian mendapatkan Fi’il Mudhari’ dengan mengikuti Wazan diatas maka dia termasuk dalam katagori Al Af’al Al Khamsah.

CATATAN : Huruf “Nun” pada Al Af’al Al Khamsah diatas adalah alamat Rafa’ bagi Fi’il tersebut.

Contoh 1:Fi’il Mudhari’ yang bersambung dengan Dhamir Tatsniyah;

الطَّالِبَانِ يَدْرُسَانِ

“Dua siswa tersebut sedang belajar”

Kalimat (يَدْرُسَانِ) dia adalah Fi’il Mudhari’ yang Marfu’, karena tidak ada ‘Awamil Nashab maupun Jazem yang masuk padanya, alamat Rafa’nya dengan Nun karena dia termasuk dalam Al Af’al Al Khamsah.

PERHATIAN:

Bedakan dua kalimat diatas:

    Pada kalimat (الطَّالِبَانِ) huruf Alif yang terletak sebelum huruf Nun adalah alamat Rafa’ Isim tersebut, karena dia Isim Mutsanna, sebagaimana telah lewat pembahasannya. Adapun pada kalimat (يَدْرُسَانِ) huruf Alif yang terletak sebelum huruf Nun dia adalah Dhamir Tatsniyah, ini akan kita bahas pada babnya sendiri.
    Pada kalimat (الطَّالِبَانِ) huruf Nun yang terletak setelah Alif adalah huruf pengganti tanda Tanwin pada Isim Mutsanna, sedangkan pada kalimat (يَدْرُسَانِ) huruf Nun yang terletak setelah Alif adalah tanda Rafa’ bagi Fi’il tersebut, karena dia termasuk dalam Al Af’al Al Khamsah.

Contoh 2:Fi’il Mudhari’ yang bersambung dengan Dhamir Jamak;

الْمُسْلِمُوْنَ يَجْلِسُوْنَ

“Kaum muslimin sedang duduk”

Kalimat (يَجْلِسُوْنَ) dia adalah Fi’il Mudhari’ yang Marfu’, karena tidak ada ‘Awamil Nashab maupun Jazem yang masuk padanya, alamat Rafa’nya dengan Nun karena dia termasuk dalam Al Af’al Al Khamsah.

PERHATIAN:

Bedakan dua kalimat diatas:

    Pada kalimat (الْمُسْلِمُوْنَ) huruf Wawu yang terletak sebelum huruf Nun adalah alamat Rafa’ Isim tersebut, karena dia Jamak Mudakkar Salim, sebagaimana telah lewat pembahasannya. Adapun pada kalimat (يَجْلِسُوْنَ) huruf Wawu yang terletak sebelum huruf Nun dia adalah Dhamir Wawu Jamak, ini juga akan kita bahas pada babnya sendiri.
    Pada kalimat (الْمُسْلِمُوْنَ) huruf Nun yang terletak setelah Wawu adalah huruf pengganti tanda Tanwin pada Jamak Mudzakkar Salim, sedangkan pada kalimat (يَجْلِسُوْنَ) huruf Nun yang terletak setelah Wawu adalah tanda Rafa’ bagi Fi’il tersebut, karena dia termasuk dalam Al Af’al Al Khamsah.

Contoh 3 : Fi’il Mudhari’ yang bersambung dengan Dhamir Ya Mukhathabah;

يَا فَاطِمَةُ, مَاذَا تَكْتُبِيْنَ؟

“Wahai Fathimah, apa yang sedang kamu tulis?”

Kalimat (تَكْتُبِيْنَ) dia adalah Fi’il Mudhari’ yang Marfu’, karena tidak ada ‘Awamil Nashab maupun jazem yang masuk padanya, alamat Rafa’nya dengan Nun karena dia termasuk Al Af’al Al Khamsah. Adapun huruf Ya yang terletak sebelum Nun pada Fi’il tersebut akan kita bahas pada babnya sendiri Insya Allah.

Contoh-contoh Fi’il Mudhari’ yang mengikuti Wazan Al Af’al Al Khamsah:

    يَحْضُرَانِ – تَحْضُرَانِ – يَحْضُرُوْنَ – تَحْضُرُوْنَ – تَحْضُرِيْنَ.
    يَفْتَحَانِ – تَفْتَحَانِ – يَفْتَحُوْنَ – تَفْتَحُوْنَ – تَفْتَحِيْنَ.
    يَضْرِبَانِ – تَضْرِبَانِ – يَضْرِبُوْنَ – تَضْرِبُوْنَ – تَضْرِبِيْنَ.

PERHATIAN:

Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa itu Dhamir Tatsniyah, Dhamir Jamak dan Dhamir Ya Mukhathabah?

Hal ini insya Allah akan kita bahas pada “Bab Fa’il”. Sementara dalam bab kita sekarang ini, yang dituntut dari kita adalah memahami empat alamat Rafa’ dan masing-masing tempatnya. Konsentrasikan perhatian kita pada hal ini saja. Semua akan berkembang setelah kita lewati bab demi bab, insya Allah.Dengan ini selesailah kita dari mengenal alamat-alamat rafa’, yang mana dia ada empat alamat, yang masing-masing memiliki tempat sendiri-sendiri.Jangan lupa untuk terus dibaca ulang dan dipahami dengan baik. Kita memohon kepada Allah Ta’ala pertolongan-Nya untuk diberikan pemahaman dan keikhlasan dalam mempelajari agamanya.Diantara doa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah_rahimahullah ketika mendapatkan kesulitan dalam suatu permasalahan;

اللَّهُمَّ فَهِّمْنَا كَمَا فَهَّمْتَ سُلَيْمَانَ

“Ya Allah, berikanlah aku pemahaman sebagaimana engkau memberikannya kepada Nabi Sulaiman_’alaihis salam”

Wallahu a’lam bish shawab.
?ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy, 30 Jumadal Ula 1435/ 31 Maret 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah]